Rabu, 19 Januari 2011

TRIO KLASIK YUNANI


SOKRATES-PLATO-ARISTOTELES

SOKRATES
      Antroposentris
      Titik Tolak dan Rencana
1.Pengetahuan Semu
2.Mencari ‘yang umum’ dalam setiap penjelasan
3.Lebih membicaran konteks etis (bidang kesusilaan manusia)
4.Melahirkan kembali pengetahuan dalam diri setiap manusia (mietike tekhne)
5.Mempersoalkan kewibawaan
      Jalan (Metode) “Dialektika”
1.      Dialog/bercakap-cakap dgn tidak membawa uraian baru
2.      Rumusan sebagai titik tolak
3.      Pembantahan (Elenkos), bertolak dari rumusan awal, dia ajukan pertanyaan baru dst. Maka terlihat adanya kontradiksis dalam tiap jawaban. Inilah yang disebut cross-examination
4.      Induksi (Epagoge)
5.      Definisi umum
Hasil Dialektika
  1. Pembongkaran yakni atas pengetahuan semu; yang mengandung pertentangan. Coba cari implikasi logis/akibat dari model pembongkaran ini?
  2. Kesadaran kurang tahu
  3. Kebijaksanaan: yakni kesanggupan untuk menerima pengetahuan sejati sebagai kebaikan susila





PLATO (427-347 SM)
Filsafat Plato 
      Sokrates menjadi guru filsafat paling dominan
      Bercorak antroposentrisme
      Pemikiran Plato bersifat pra rasional murni; dimana unsur-unsur mitos masih tetap menjadi dasar pijakannya
      Mengintrodusir dua dunia; Dunia Idea dan Dunia Jasmani
      Problem pokok yang menjadi titik tolak pemikiran Plato adalah problem keterlemparan jiwa manusia ke dalam dunia jasmani (kongkretnya tubuh)
Sifat Khusus Filsafat Plato   :
      Bersifat “Sokratik”, disebabkan karena ‘kesan’ mendalam atas Sokrates berikut tragedi kematiannya; ada yang tidak ‘beres’ dalam susunan Athena yang demokratis
      Filsafat sebagai ‘dialog’, ada 2 alasan;
     berhubungan erat dengan sifat ‘sokratik’, dimana Sokrates memainkan peran sentral
     bagi Plato, filsafat tidak lain daripada suatu dialog; bahwa mencari kebenaran sebaiknya dilakukan dengan dialog
      Peranan mitos-mitos dalam dialog-dialog Plato
Ajaran tentang Ide-Ide         :
(konsep ide Plato berbeda dengan ide dalam masyarakat modern)
1.            Adanya ide-ide;
     Meneruskan keaktifan filosofis Sokrates yang mencari definisi-definisi (pencarian hakikat/esensi)
     Esensi dari Ide mempunyai realitas terlepas dari segala perbuatan kongkret
     Untuk mengerti asal usul ajaran Plato mengenai Ide-ide adalah ilmu pasti; contoh tentang segitiga
2.           Dua Dunia;
            - Dunia ide(al) dan dunia jasmani
            - Dunia ide(al); bersifat abadi, tidak ada perubahan
            - Dunia ide tidak diperngaruhi oleh benda-benda jasmani,ide
       mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani
            - Hubungan antara Ide-ide dengan realitas jasmani adalah 1) Ide itu hadir dalam benda-benda kongkret, 2) benda kongkret mengambil bagian dalam Ide (konsep awal partisipasi), 3) Ide merupakan model atau contoh bagi benda-benda kongkret
3.         Mengajarkan ada dua jenis pengenalan;
      Pengenalan tentang Ide-ide dan Pengenalan tentang benda-benda jasmani
      Pengenalan tentang Ide adalah pengenalan dalam arti sebenarnya (episteme);teguh dan jelas. Pengenal dunia jasmani disebut doxa.
4.         Memperdamaikan Herakleitos dengan Parmenides
5.         Hierarki antara Ide-Ide;
      Dalam dunia ide(al) hanya ada satu Ide tentang; keadilan, keindahan, dsb, ini menunjukkan adanya pluralitas dalam dunia Ide(al)
      Setiap Ide tidak lepas dengan Ide yang lainnya; Ide ‘tiga’ dengan Ide ‘ganjil’, Ide ‘api’ dengan Ide ‘panas’       disebut ‘persekutuan’
      Antara Ide-ide terdapat suatu Orde atau Hierarki; dimana seluruh ide itu memuncak dengan Ide ‘yang Baik’
      Ajaran tentang Jiwa    :
Ø  Kebakaan Jiwa; bersumberkan pada ajarannya tentang Ide-ide; ‘yang sama mengenal yang sama’, dimana jiwalah yang mengenal Ide-ide
Ø  Mengenal sama dengan mengingat; berdasar pada konsep pra-eksisntensi jiwa Plato merancang teori pengenalan. Pengenalan sesungguhnya adalah pengingatan (anamnesis) akan Ide-ide yang dilihat waktu pra-eksistensi.
Ø  Bagian-bagian Jiwa; 1) bagian rasional; keutamaan khususnya kebijaksanaan, 2) bagian keberanian; keutamaannya kegagahan, dan 3) bagian keinginan; keutamaannya pengendalian diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar