Rabu, 19 Januari 2011

ARISTOTELES (364-322)




Riwayat Hidup Aristoteles
n  Lahir 384 SM di Stagira, Yunani
n  20 tahun mengikuti kuliah Plato
n  343 SM mendidik putra mahkota Raja Phi-lipos dari Macedonia yang kelak menjadi Iskandar Agung
n  335 SM kembali ke Athena mendirikan perguruan yang kemudian disebut per-guruan Peripatetika;
n  Peripatetika bukan gedung melainkan gymna-sion (tempat olahraga) dekat kuil dari Dewa Apollo Lukeios; terkenal dgn Lyceum

Sifat Ilmu Pengetahuan Aristoteles
n  Belajar bukanlah hanya soal pikiran, melainkan soal cinta.
n  Dalam setiap karyanya, hidup tidak hanya bekerja dalam pikirannya, melainkan melihat dan mendengarkan dengan hati yang penuh cinta
n  Pencarian kebenaran adalah cinta untuk selalu terbuka dan sangup mengorbankan pendapat yang sudah menetap
n  Diktum tentang Cara Mencari Kebenaran:
            “Untuk memiliki kebenaran, kita harus bersikap mengorbankan segala sesuatu yang sudah bersatu dengan kita. Itu lebih baiklah, bahkan dapat juga merupakan kewajiban. Bukankah kita cinta kepada kebijaksanaan?Jika demikian kita harus memilih kebenaran bilamana barang-barang lain hendak minta cinta kita’
n  Aristoteles sangat mengedepankan pikiran spekulatif, meski tidak melalaikan penga-laman kongkret,
n  Pencarian kebenaran (ilmu) dengan melakukan penyeledikan pendapat orang lain dan mengumpulkan sejumlah bahan,
n  Penyelidikan menjadi prinsip kerja di Peripateti-ka; tidak heran pada zamannya, perguruan ini memiliki 158 peraturan tata negara,
n  Cikal bakal konsep perpustakaan
n  Penyelidikan akan bahan sebagai analisa ditujukan untuk memberikan sintesa;
“Jika kita berbicara tentang bagian-bagian/organ, janganlah dilupakan bahwa yang kita maksud bukanlah bahan, melainkan keseluruhan dari bentuk. Yang kita perlukan dalam pandangan kita bukanlah batu-batu atau balok-balok, melainkan rumah (sebagai keseluruhan)”

Karya-karya Aristoteles
  1. Organon; karya tentang logika (konsep, keputusan, dan pemikiran)
  2. Karya tentang ilmu alam dan filsafat alam,
  3. Karya tentang ilmu jiwa,
  4. Karya tentang ilmu hayat,
  5. Karya tentang Metafisika (14 buku),
  6. Karya tentang etika dan politik, dan
  7. Karya tentang retorika dan poetika.
Jalan Pikiran Aristoteles
  1. Periode pertama (sampai 347 SM), pengaruh Plato sangat dominan
  1. Periode kedua (sampai tahun 330 SM), pendapat-pendapatnya bertambah menguat,
  2. Periode ketiga mulai meninggalkan Plato secara tetap.
Arti Filsafat menurut Aristoteles:
n  Baginya, setiap pengertian yang logis da-pat dipertanggungjawabkan merupakan pengertian filsafat,
            “pengertian kita tentang sesuatu bersifat ilmiah dalam arti yang sebenarnya, bila kita mengerti sebabnya sesuatu itu ada, bahwa sebab itu menyebabkannya dan bahwa kemungkinan lain tidak ada’
n  Filsafat masih merupakan wajah dari macam ilmu,
n  3 jenis pengetahuan;
            1. Pengetahuan teoritis; hanya memandang (objek)
                sebagaimana adanya,
            2. Pengetahuan praktis; memandang perbuatan
                manusia,tidak seperti adanya, melainkan yang
                seharusnya,
3. Pengetahuan poetika; pengetahuan yang bermaksukan ‘melahirkan’ sesuatu, misal teknik
n  Melakukan pembagian pengetahuan de-ngan metode abstraksi, yakni memandang sesuatu menurut suatu sudut/aspek deng-an mengesampingkan sudut-sudut lain,
n  Melalui abstraksi, pikiran manusia men-jauhi lapangan pancaindera,
   a) ilmu alam; perangai atau sifat individual
               dikesampingkan, yang dipandang hanya yang
               umum,
    b) ilmu pasti, semua sifat kualitatif disisihkan,
                yang tinttal hanya kuantitatif,
c) Filsafat pertama, yang ada dipandang
                sebagai yang ada (teologi dan metafisika)
Logika (analytika) menurut Aristoteles
n  Logika adalah kunci segala pengetahuan; bukan sebagai wilayah filsafat, melainkan sebagai persiapan (prapedeutika),
n  Disebut analytika (ajaran tentang pemecahan); bahwa kesimpulan merupakan pemecahan suatu soal; dan logika mengajarkan jalan ke kesimpulan,contoh: apakah jiwa tidak dapat mati?
n  Metode penyimpulan disebutnya sebagai syllogisme, yakni kombinasi yang terdiri dari dua ke-putusan, dari mana disimpulkan keputusan ketiga,
n  Bagi aristoteles, tiap keputusan adalah konsep yang menunjuk pada ‘apanya’ sesuatu
n  Definisi (penting) karena dianggap sebagai awal semua pengertian. Coba analisis, bagaimana jika kita tidak mengerti tentang defenisi sesuatu ?
n  Ajaran tentang konsep terlihat pada ajarannya tentang 10 golongan yang disebut sebagai ‘categoria’;
n  Dasar dari semua kategoria yakni hubungan antara konsep-konsep dalam kalimat. contoh; ’Manusia itu bisa tertawa’,
n  Dalam kategoria; ada 1 kategoria pertama yang disebutnya substansi dan 9 kategori tambahan yang disebutnya aksidensia (quantitas/uku-ran,qualitas/sifat, relatio/hubungan, ubi/tempat, quando/waktu, situs/posisi, habitus/wujud, actio/passi, dan passio/penderitaan) yang semuanya disebut sebagai praedicamentum (predikat)

Ajaran Metafisika
n  Metafisika disebut sebagai filsafat pertama/theologia,
n  Pada periode kedua pemikiran Aristoteles; mulai mempersoalkan kosmos,
n  Baginya, arche atau purba (dasar pertama) kosmos adalah di luar dunia, tidak berubah, dan kekal yakni dewata (divinity). Itulah sebabnya alam dipandang sebagai theologia/ajaran tentang kedewaan,
n  Objek permenungan Aristoteles adalah segala yang ada; baik jasmani maupun di atas dunia jasmani,
n  Yang ada sebagai kenyataan yang tidak bisa ditolak; baik substansi maupun aksidensi. Coba pahami perbedaan cara beradanya -yang ada- antara keduanya?






Menjadi dan Ada;
n  merupakan persoalan abadi,
n  Dunia jasmani harus diakui sebagai kenyataan (realitas);bahwa Idea tidak perlu dipisahkan dari kenyataan, idea adalah ‘jiwa’ realitas
n  Baginya, dunia jasmani yang kita alami adalah dunia yang senantiasa berubah, senantiasa menjadi,Lihatlah; kuncup menjadi bunga, dsb
n  Dikenalkannya konsep ‘energeia’ (ada dipandang sebagai keselesaian) dan ‘dinamis’ (kemungkinan/potensia)
n  Tiap barang yang ‘menjadi’ itu merupakan susunan dari energeia dan dynamis atau actus dan potentia
n  Hubungan antara Menjadi dan Ada:
            - bahwa Menjadi berarti berjalan atau bergerak ke-ada;
            - sesuatu menjadi tidak dari nihil/ketidak-ada-an, juga tidak dari
              ada yang selesai, melainkan dari ada-dalam-dynamis

Sebab Musabab
n  Munculah konsep Hylemorphisme; hyle adalah materi/bahan, morphisme adalah forma/bentuk,
n  Ada 4 jenis sebab:
            1. Causa Materialis (sebab bahan),
            2. Causa Formalis        (sebab bentuk),
            3. Causa Efisien          (sebab karya), dan
            4. Causa Finalis (sebab tujuan)

Hylemorphisme
n  Digunakan untuk menerangkan struktur yang terdasar, struktur terdalam/fundamental dari barang-barang jasmani,
n  Hubungan 2 kata tadi (kelak) menjadi materia prima dan forma substantialis,
n  Materia prima bukanlah matter (barang) yang kongkret melainkan prinsip dari substansi; yang tidak berdiri sendiri,tidak dapat berpikir, tidak masuk akal kecuali sebagai prinsip,
n  Materia prima hanya bisa ditangkap dengan analisis; bahwa dalam dunia ada perubahan; bahkan perubahan yang radikal, misalnya barang yang hidup menjadi mati (pohon menjadi kayu, dsb)
n  Jadi, materia prima tidak hanya ada dalam pikiran, dia betul ada, tetapi tidak ada sendiri, melainkan ada dalam dan dengan susunan sebagai con-prinsip. Prinsip lainnya adalah forma substantial. Inilah yang menentukan perwujudan.

AJaran tentang Pengerak yang Tidak Digerakkan
n  Bukan jasmani, melainkan rohani; aktus yang semurni-murninya

Doktrin tentang Manusia
Badan dan Jiwa
n  Awalnya tidak berbeda dengan dualisme Plato,
n  Mulai meninggalkan dualisme Plato; bahwa badan dan jiwa adalah kesatuan, dimana ‘jiwa’ manusia adalah kekuatan ‘vital’ yang hidup dalam badan, bertempat di dalam hati; seluruh badan dikuasainya sebagai alat/instrumen.
n  Tanpa badan jiwa tidak dapat menjalankan fungsi-fungsinya (sebagai dwitunggal),
n  Dikenalkannya konsep ‘instrumentisme kehidupan’
Ajaran tentang Etika
n  Bahwa ada kecenderungan umum manusia akan kebahagiaan;
n  Bahwa hidup manusia didorong untuk mencari kebahagiaan,
n  Kebahagiaan terletak pada kesibukan/aksi manusia dalam memandang (contemplation) dengan budi,
n  Manusia adalah zoon politikon (makhluk sosial)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar