TEORI SASTRA I
TM 6, 20 November 2008
- Asumsi dasar:
- Teks sastra merupakan sebuah dunia “otonom”.
- “Dunia dalam sastra” merupakan perangkat tanda dan simbol yang menyampaikan pesan-pesan tertentu. Oleh karena itu terdapat ketertataan (order) serta keterulangan (regularities).
- Masing-masing ‘gejala’ mempunyai strukturnya sendiri (surface structure)
- Dalam menelaah fenomena sastra, relasi sinkronis ditempatkan mendahului relasi diakronis. Oleh karena itulah dalam menjelaskan suatu gejala, penganut strukturalis tidak mengacu pada sebab-akibat, tetapi mengacu pada hukum-hukum transformasi.
- Relasi-relasi yang berada dalam struktur dalam dapat disederhanakan menjadi oposisi berpasangan (binary opposition). Jadi strukturalisme tidak mengungkapkan makna-makna referensialnya saja, tetapi juga mengungkap tatabahasa di balik munculnya suatu karya.
- Model:
- Teks sastra merupakan bangunan yang terdiri dari anasir-anasir yang saling mendukung.
- Lingkaran hermeneutik
- Dalam teks sastra ada unsur yang dominan (baca The dominant Jakobson).
- Konsep:
- Karya sastra dapat dipahami sebagai kesatuan yang bulat dengan unsur-unsur pembangunnya yang saling berjalinan.
- Cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur: pada hakikatnya dunia lebih tersusun dari hubungan-hubungan daripada benda-bendanya sendiri.
- Setiap unsur hanya memiliki makna dalam hubungannya dengan unsur yang lain.
- Dalam gagasan struktur terdapat tiga gagasan pokok:
· Totalitas (wholenness), koherensi intrinsik: bagian-bagiannya menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah instrinsik yang menentukan baik keseluruhannya maupun bagian-bagiannya.
· Transformasi (transformation), struktur-struktur dalam sastra menyanggupi prosedur-prosedur transformasi yang terus-menerus memungkinkan pembentukan bahan baru.
· Regulasi diri (self regulation): tiap-tiap bagian mengatur dirinya sendiri.
- Metode Penelitian:
- Orientasi awal
- Menentukan jenis sastra:
· Puisi: Strata norma (unsur bunyi, arti, dunia dalam sastra, pandangan yang disampaikan, metafisik)
· Prosa: Tema, fakta cerita (tokoh, alur, latar), sarana sastra (pusat pengisahan, konflik, gaya, dsb.)
· Drama: premisse, tokoh, alur (latar dan dialog jika diperlukan)
- Menentukan yang dominan
- Metode Analisis:
- Analisis struktural, berusaha membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semenditel dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
- Analisis struktural mementingkan sumbangan yang diberikan oleh semua gejala pada keseluruhan makna dalam keterkaitan dan keterjalinannya.
- Hasil Penelitian:
- Menyimpulkan poin 5 a dan 5 b.
- Mendeskripsikan “kode-kode” yang digunakan untuk menyusun arti total dari keseluruhan teks.
Disarikan dari Buku:
- Strukturalisme Levi-Strauss, H. Ahimsa Putra, Galang Press.
- Sastra dan Ilmu Sastra, Teeuw, Pustaka Jaya
- Teori penelitian sastra, Masyarakat Poetika Indonesia
- Pembinaan Kritik sastra, Made Sukada
- Dan beberapa sumber lainnya secara kompilatif yang jika diperlukan dapat ditanyakan pada PJMK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar