Rabu, 19 Januari 2011

Negarakrtgama


Nama               : Eunike Yoanita
Nim                 : 120710071
Prodi               : Sastra Indonesia
Mata Kuliah    : Naskah Ilmu Tradisional

Laporan Baca
Negarakrtgama
Naskah Negarakrtagama pertama kali ditemukan oleh Doktor Jan Laurens Andries Brandes atau yang lebih dikenal sebagai Dr. Brandes merupakan salah satu filolog Belanda yang menguasai benar mengenai Sastra Jawa Belanda juga merupakan seorang ahli linguistic komparasi (beliau belajar dari Van Der Tuuk mengenai konsep hukum RLD dan RDH yaitu konsep mengenai perbandingan bahasa) dan arkeologi.Penemuan naskah Negarakretagama hingga saat ini masih menjadi polemik bagi semua kalangan. Pasalnya terjadi kesimpang siuran mengenai kronologis penemuan naskah tersebut. Sebuah sumber mengatakan bahwa pada 19 November 1894 diantara puing-puing reruntuhan Puri Cakranegara, Lombok ditemukan naskah sastra yang ditulis di lembaran daun lontar sehari sebelum Puri Cakranegara jatuh dalam kekuasaan Belanda.
Namun sumber lain menulis bahwa Brandes menyelamatkan isi perpustakaan Raja Lombok di Cakranegara sebelum istana sang raja akan dibakar oleh tentara KNIL. Selain itu ditemukan juga empat naskah lain yang serupa di beberapa geriya (kediaman pendeta Hindhu) di Bali. Namun naskah-naskah tersebut diduga merupakan turunan naskah Negarakretagama yang ditemukan di Puri Pamomotan Cakranegara. Polemik lain yang terjadi yaitu bagaimana Brandes menemukan naskah Negarakretagama tersebut. Di satu sisi sebuah sumber mengatakan bahwa penemuan naskah Negarakretagama ini diawali dengan Ekspedisi militer Belanda yang menggempur habisan-habisan puri atau istana di Cakranegara yang mengakibatkan kediaman raja Karang Asem, penguasa wilayah Lombok luluh lantak. Seperti diketahui bahwa Cakranegara merupakan pusat keagamaan Hindhu di Lombok yang sekarang telah menjadi pusat perniagaan di Kota Mataram.
Disebutkan juga bahwa keberadaan Brandes di Lombok sebagai Pejabat Bahasa yang sedang berusaha mendapatkan naskah-naskah lama yang penting yang terdapat di lingkungan kerajaan-kerajaan Bali. Namun terdapat sumber lain yang menuliskan Brandes bahwa turut serta mengiringi ekspedisi KNIL dan ikut serta menyerbu istana Raja Lombok tersebut. Kesimpangsiuran itu mengakibatkan kerancuan dalam pemahaman sejarah bangsa karena tidak terdapat bukti-bukti yang kuat mengenai kebenaran dari pendapat tersebut. Naskah Negarakretagama tersebut selesai ditulis pada bulan Aswina 1287 Saka atau sekitar bulan September-Oktober tahun 1365 Masehi oleh Mpu Prapanca seorang pujangga jawa abad ke-14 merupakan kakawin jawa kuna yang paling termasyur. Kakawin Negarakretagama.
Pada mulanya Kakawin Negarakretagama bernama Kakawin Desawarnana. Nama “krtagama” diambil Brandes dengan mengutip nama itu dari kolofon kata-penutup yang diciptakan oleh penyalin naskah aslinya. Negarakrtagama memiliki arti Negara yang berdasarkan tradisi suci, sedangkan desawarnana memiliki arti sejarah pertumbuhan dan perkembangan Negara. Lantas mengapa kedua nama itu memiliki arti yang berlawanan. Pemberian nama itu merujuk pada isi dari pada kakawin itu sendiri. Kakawin tersebut menguraikan keadaan di keraton Majapahit dalam masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, Raja Agung di Tanah Jawa dan juga Nusantara, beliau bertakhta dari tahun 1350-1389 Masehi pada masa puncak kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar yang pernah di miliki Nusantara. Sebagian besar teks menceritakan perjalanan sang Raja ke daerah Lumajang, Blambangan, Singosari. Selain itu disebutkan juga disitu wilayah-wilayah yang menjadi bagian daripada kerajaan tersebut yang menjadi wilayah dalam Nusantara. Negarakretagama adalah salah bukti sejarah pembangunan Majapahit khususnya dalam bidang kesusateraan. Naskah tersebut adalah gudang pengetahuan tentang sejarah Singhasari dan Majapahit.
Tampaknya Naskah tersebut sengaja digubah oleh Mpu Prapanca untuk mengagungkan Raja Majapahit selain itu Negarakretagama juga berisi mengenai rekaman sejarah kejayaan Kerajaan Majapahit, perjalanan Hayam Wuruk, hubungan keluarga raja, para pembesar Negara, jalannya pemerintahan, desa-desa pendidikan, keadaan ibu kota, keadaan desa-desa, penentu batasan kepulauan Nusantara serta keadaan sosial, politik, keagamaan, pemerintahan, kebudayaan dan adat istiadat sepanjang perjalanan Sang Prabu pada tahun 1359 Masehi. Semuanya itu dikumpulkan dan digubah menjadi sebuah karya sastra oleh Mpu Prapanca. Saat mengunjungi daerah-daerah kekuasaan kerajaan Majapahit tersebut. Naskah ini dimulai dengan pemujaan terhadap raja Wilwatika yaitu raja Majapahit yang disebut sebagai Siwa Budha atau Rajasanagara. Tujuh pupuh berikutnya berisi tentang raja dan keluarganya, sembilan pupuh kemudian berisi tentang istana dan kota Majapahit. Bagian paling panjang merupakan catatan perjalan Hayam Wuruk ke Lumajang (23 pupuh) yang dilakukan pada bulan Agustus sampai September 1359. sepuluh pupuh diantaranya berisi mengenai silsilah singkat raja-raja Singhasari dan Majapahit merupakan dua kerajaan yang tidak terpisahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar