Rabu, 19 Januari 2011

FRIEDRICH NIETZSCHE 15 OKTOBER 1844-25 AGUSTUS1900



Sejarah Hidup
l  Hidup dalam lingkungan taat beragama; ayahnya pendeta, kakeknya ahli teologi.
l  Masa kecilnya menyukai membaca kitab suci.
l  Hidup sebagai pembaca serius; sebagai seorang filolog yang akrab dengan karya Herakleitos, Phytagoras dan Plato, meneliti Cicreo dan Seneca
l  Terpengaruh olh Jihan Goethem Richard Wagnerm Arthur Schopenhauer.
Filsuf yang sepi dan menderita
l  Kegelisahan atas ketidakpastian manusia;
l  Karya Froeliche Wissenschaft yang memaklumkan Gott ist Tot (Tuhan telah mati) seolah menjadi karya monumental dari kegelisahan;
l  Kata Gottfried Benn, Nietzsche adalah ‘gempa bumi bagi generasi zaman ini’ yang menggoyang dan mendongkel filsa-fat, teologi, dan kultur pemikiran barat sampai ke akar-akarya.
Lihatlah kata-kata ‘nakalnya’;
“Tuan profesor tercinta, sesungguhnya aku lebih suka menjadi profesor di Basel dari pada jadi tuhan; tapi aku tak berani, menuruti egoisme-privatku demikian jauh, sampai demi egoisme itu kubiarkan dia menciptakan dunia. Anda lihat, orang harus berkorban, dimana dan bagaimana ia hidup’ (surat kepada Prof. Jacob Burkhard)

“Saatku sudah tiba…aku tiba pada puncak segala refleksi dan jerih payah moral di Ero-pa…Kiranya, waktu akan tiba, dimana bahkan burung rajawali pun segan memandang Padaku” “…Kemana Tuhan?”Aku akan mengatakannya padamu?Kami telah membunuh Dia-kalian dan aku..”Tuhan sudah mati, dan manusialah yang membunuh-Nya. Mengapa Tuhan harus mati? Karena Dia menjadi penghalang manusia unruk menjadi manusia” ‘Ecco homo”

Kata “abad mendatang adalah kepunyaan-ku” merupakan ramalan Nietzsche yang menjadi kenyataan.
Pengaruh Pemikirannya:
l  Pemikirannya merangsang para filsuf eksistensialis, seperti Karl Jaspers, Martin Heidegger, Ludwig Klages, Georg Simmel, Max Scheller
l  Sastrawan abad 20, Thomas Mann, Rainer Maria Rilke, Stefan Georgem Franz Kafka, dsb.
l  Bahkan berpengrauhi pada Hitler
l   
PEMIKIRAN-PEMIKIRAN NIETZSCHE
1. KRITIK ATAS KEBUDAYAAN BARAT
l  Kritik atas moral Barat, baginya tidak ada ruang lagi bagi pertimbangan dan keputusan moral, begitu manusia berpikir tentang kepentingannya (cth perang),
l  Klaim sebagai asal humanisme oleh Eropa merupakan program kebudayaan Eropa dibawah kedok pemeradaban, karena kolonialisme ternyata melalaikan norma dan moral.
l  Pengabaian moral telah menjadi kebiasaan sejarah peradaban besar Eropa.
l  Ada ambivalensi dalam pemikiran Nietzsche; bahwa 1) pandangan yang nihi-listis dan ‘kehendak manusia untuk ber-kuasa’ justru memberi peluang bagi pe-ngabaian nilai-nilai moral tersebut, 2) pen-jungkirbalikan segala nilai-nilai moral ada-lah upayanya yang mati-matian untuk me-nemukan kemanusiaan dan nilai-nilai moral yang baru?
l  Dua kubu penafsir Nietzsche; 1) kubu kanan yang melahirkan ideologi Nazi, yang rasistis dan antisemitis, dan 2) pemikiran keturunan Yahudi yang anti Nazi seperti Oscar Levy bahkan filsus Mazhab Frankfurt.
l  INTI dari kritik atas kebudayaan barat ada-lah; bahwa manusia modern yang memu-liakan rasionalitasnya,justru terjerumus oleh kebiadabannya.
2. PENGAJUR PLURALISME
l  Menurut Richard Rorty dari Universitas Standfoerd, Amerika, pandangan pluralisme Nietzsche berakar dari kritiknya terhadap mototeisme.
l  Dalam Frohliche Wissenschaft, Nietzsche memuja politeisme sambil mengkritik monoteisme, karena orang percaya pada Tuhan dengan menganggap tuhan lain adalah bohong berbahaya bagi kemanusiaan di zaman ini.
l  Baginya, pendirian monoteisme menyingkirkan kebebasan dan keberagaman roh.
l  Politeisme mengandaikan bahwa kebenaran itu plural; bahwa bula ada Tuhan, maka Tuhan itu bukan berarti pengingkaran dan penghujatan terhadap tuhan-tuhan lainnya
l  Pengaruhnya dalam kehidupan sosial, bahwa pola kehidupan sosial harus mengandaikan dan menerima kejamakan norma sebagai realitas.
l  Kehidupan sosial adalah baik jika dapat menjadi ruang yang memberi kebebasan dan keberagaman kebenaran maupun norma-norma.
l  Tidak boleh ada klaim kebenaran dalam realitas sosial.
3) ORISINAL DI TENGAH KEBINGUNGAN DEMOKRA-SI
l  Abad 20 adalah abad pluralisme, dan ber-kembang menjadi zaman post modern di abad 21. Lalu bagaimana sikap manusia?
l  Menurut Gianni Vatitimo, 3 ajaran poko Nietzsch; a) nihilisme, b) Uebermensch (adi manusia) dan ‘Wille zur Macht’ (kehendak untuk berkuasa); adalah jawaban atas sikap manusia.
l  Bagi Nietzsche; manusia harus menjadi ‘penafsir orisinal’ terhadap keadaan mem-bingungkan yang diakibatkan oleh keraga-man tadi, jika tidak maka akan menjadi manusia yang gagal
l  NIHILISME; adalah dunia multikultural (realitas kekini-an).
l  Dalam dunia multikultural, kejatuhan suatu ideologi berarti kebangunan ideologi-ideologi baru yang memberi pelbagai tafsiran baru pula bagi dunia; lihatlah NIHILISME EROPA
l  ADI MANUSIA (ironi adi manusia).bahwa ketika manusia menjadi penafsir orisinal; tidaklah boleh meningkatkan kekuasaan dengan kekerasan.
l  Manusia harus mengambil jarak terhadap tawaran yang meniadakan dirinya, dan te-gus menjalankan prinsip serta ironis terha-dap tekanan dari luar yang meniadakan-nya.
l  ADI MANUSIA bukan pengkultusan individu genius atau keunggulan suatu ras, tetaopi menyangkut subjek, yang menerima pluralisme sekaligus menjadi penafsir orisinal.
4. KETEGUHAN SIKAP TERHADAP DUNIA
l  Postmodernisme sangat dekat dengan nihilisme Nietzsche.
l  Seperti Nietzsche, keadaan postmodernis-me adalah paham yang mengkritisi kea-daan zaman sebagai yang ‘tanpa makna dan tujuan’
l  Nihilisme Nietzsche adalah pembongkaran bangunan kebenaran yang sudah ada (kebenaran yang salah ditafsirkan).
5. TEORI TENTANG KEKUASAAN
l  Will to Power sebagai naluri dasar manu-sia; (disalahtafsiri oleh Hitler).
l  Kekuasaan lebih diletakkan pada kemam-puan berpikir dari masyarakat elit dan ma-syarakat rendah,
l  Pemikiran tersebut berkembang dari per-tanyaan Nietzsche; bagaimana manusia memungkinkan lahirnya ‘kemanusiaan yang agung; dan kultur yang lebih mulia’
l  Maka lahirlah, dua pihak dalam masyarakat; manusia besar dengan  Herrenmoral dan manusia rendah dengan herdenmoralnya
6. Dekadensi Manusia
l  Kehendak manusia untuk menjadi manu-sia tidak boleh dihalangi oleh siapapun dan apapun.
l  Penghalang kemanusiaan harus disingkir-kan, karena menghambat pilihan bebas manusia.
l  Sayang kata Nietzsche, manusia sempur-na telah menyia-nyiakan keluhurannya. Inilah dekadensi manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar