Rabu, 19 Januari 2011

Riwayat Hidup dan Karya Karya Freud


I.                  PENDAHULUAN


1.     Latar Belakang Freud


Freud dilahirkan di Moravia pada tahun 1856, bagian dari Eropa Tengah yang kemudian berada dibawah kekuasaan kerajaan Austro-Hongaria. Keluarganya adalah penganut agama Yahudi. Ayahnya bekerja sebagai seorang pedagang dan menikah untuk kedua kalinya saat dua orang puteranya yang lainnya sudah tumbuh dewasa. Freud adalah anak pertama dari istri kedua yang jauh lebih mudah. Ia dibesarkan dalam keluarga besar. Sewaktu kecil ia sering bermain keponakan lelaki dan perempuannya, Pauline, seorang gadis yang sangat disayanginya. Pengalaman waktu kecil itu dianggap sebagai bukti dari ambivalensi, sebuah kondisi emosi yang terbagi, yang menjadi tema inti dari semua karya tulisannya. Dia meyakini bahwa manusia sering dikendalikan oleh perasaan yang berlawanan, rasa cinta sekaligus benci terhadap seseorang atau objek.


Saat masih kanaak - kanak Freud pindah ke ibu kota kerajaan Vienna tempat dia menetap dan bekerja hampir sepanjang hidupnya. Sebagai seorang Yahudi ia sadar bahwa tidak mungkin menunjukkan kesalehan agamanya di kota yang didominasi oleh Kristen-Katolik. Meskipun demikian hmpir sepanjang hidupnya ia tinggal disana hanya ketika pasukan Nazi ke Autria ia terpaksa mengungsi ke Inggris. Orang tua Freud sadar akan identitas ke -  yahudian mereka sehingga selalu merayakan upacara passover dan mendidik anaknya dengan ajaran sinagoge tetapi dalaam kehidupan sehari-harinya mereka menyesuaikan dengan hari - hari besar kristen.


Sewaktu di sekolah menengah Freud adalah seorang siswa yang berbakat. Ia belajar bahasa Yunani, Ibrani dan Latin. Ia berhasil menyelesaikan studinya rangking tertinggi di kelasnya. Selain bahasa Jerman ia lancar berbahasa Prancis dan Inggris kemudian belajar bahasa Spanyol dan Italia. Pada tahun 1873, saat berusia 17 tahun ia menjadi mahasiswa kedokteran di unversitas Vienna. Disini dia mulai meneliti anatomi dan psikologi. Pada tahun 1881 ia tamat dan bekerja di rumah sakit umum Vienna. Disini pun ia terus melanjutkan penelitiannya tentang otak manusia. Beberapa tahun kemudian dia menikahi Martha Bernays yang kemudian menjadi ibu dari enam anak dan sekaligus menjadi teman hidup Freud hingga akhir hayatnya. Tahun pertama sebagai dokter bertemu dengan Josef Breuer, seorang pria yang telah terlebih dahuluan melakukan penyakit mental dengan seksama. Freud juga pergi ke Prancis untuk mempelajari penyakit saraf dari Jean Martin Charcot, seorang psikolog kenamaan Prancis dari sini ia berrhasil mengugah minatnya terhadap kajian psikologi pikiran daripada psikologi murni terhadap masalah. Dari Prancis ia kembali ke Vienna dan melanjutkan penyelidikan tentang penyakit mental dan menerbitkan buku pertamanya studies on hysteria (1895), yang ditulis bersama Breuer.


Dalam buku ini kedua penulis mengambarkan proses ketertekanan (repression) kondisi seseorang yang kesulitan memaksakan diri melupakan pengalaman pahit hidup mereka. Freud juga dikabarkan sukses menangani kasus gangguan saraf dengan menggunakan metode hipnotis atau dengan sekedar menemani mereka dengan sekedar mendiskusikan penyakitnya. Khusus ketika menangani seorang pasien wanita yang dia namakan Anna O. , dia mengklaim telah menyembuhkan wanita ini dengan cara melacak cerita-cerita yang dihubungkan dengan kejadian yang menyebabkan masalahnya. Penggunaan pendekatan percakapan ini merupakan langkah kunci dari Freud. Selain itu, Freud juga telah mengembangkan suatu cara “investigasi” dan “perawatan” terhadap pikiran manusia yang ia jadikan inti dari seluruh karyanya. Metode inilah yang dinamakan “Psikoanalisa”. Seperti yang diharapkan Freud, klinik psikoanalisisnya ini selalu mempraktekkan  metode - metode seperti mendengarkan pasien yang secara reguler membicarakan apapun yang mereka pikirkan dengan leluasa, dengan cara apapun, meski tampak alur cerita dan urutan yang logis.  Pada zaman Freud orang mengganggap teknik ini membuang - buang waktu, tetapi Freud merasa dalam perakapan tersebut ada kesempatan untuk masuk ke dalam bagian yang tersembunyi dari kepribadian pasiennya.


Dia juga mulai menganalisis dirinya sendiri dengan membuat catatan mimpi dan meminta pasiennya untuk melakukan hal yang sama. Dengan cara ini bersama pasiennya ia melakukan prektek dan riset kurang lebih lima tahun, Freud mendengar, membaca, merefleksi, dan berkesimpulan dan  kemudian membuatnya dalam buku The Interpretation of Dreams (1990). Buku ini menjadi kerangka penting konsep Freud dan buku ini juga telah membuka zaman baru sekaligus mengantarkan “revolusi Freudian” ke dalam pemikiran modern.

Tahun 1902 dengan kelompok kecil yang telah terbentuk dan juga beberapa orang muridnya, Freud membentuk organisasi profesional berupa masyarakan psikologi Vienna (Vienna Psychology Society). Dalam kelompok ini juga terkait beberapa nama seperti Otta Rank, Karl Abraham, Alfred Adler, Carl Jung, Ernest John, dan nama-nama lainnya. Mereka juga mendirikan beberapa buah jurnal, sehingga psikologi berlahan-lahan berubah menjadi sebuah perintis jalan investigasi ilmiah baru.

Dalam rentang waktu yang sama di tengah-tengah kesengsaraan akibat perang dunia kedua, karya-karya baru tentang psikoanalisa terus mengalir tanpa henti dari pena Freud. Ia menerbitkan karya-karyanya seperti, The Psychopatology of Everyday Life(1901) dan Three Essay on The Theory of Sexuality (1905). Di tahun-tahun berikutnya saat perang berkecamuk di seluruh Eropa Ia menulis artikel yang lebih panjang tentang alam bawah sadar, dorongan-dorongan utama manusia dan masalah ketertekanan, dia juga menyempurnakan buku Introductory Lectures on Psychoanalysis (1916—1917). Saat keamanan pulih ia kembaali menerbit karya - karya barunya diantaranya adalah, Beyond The Pleasure Principle (1920), The Ego and Id (1923), dan The Question of Lay Analysis (1926).

Menjelang tutup usia dua dekade, Freud masih menghasilkan karya-karya yang kontrovesial, dengan penekanan bidang psikoanalisa, yang semua tercakup dalam buku The Future of an Illussion (1927) dan Moses and Monotheism (1938). Dua buku ini senada dengan buku Totem and Taboo, karena sama - sama menggambarkan idenya tentang agama (Pals, p. 83).




2.     Zeitgeist dan Antisiden Yang Mempengaruhi Teori–Teori



Teori – teori yang mempengaruhi teori - teori yang dikemukakan Freud :

 1. Teori awal bawah sadar
A. Wilhem Leibnitz (1646—1716),  menemukan teori tentang monadologi. Monads yang Leibnitz pertimbangakan sebagai individu dari semua realita, bukan merupakan kumpulan fisik. Mereka bahkan menemukan unsur - unsur materi dari pengertian salam kata. Setiap monads merupakan bentuk fisik dan sesungguhnya tidak dapat diperluas, Leibnitz bersikeras bahwa setiap monads merupakan jiwa alam, tetapi monads memiliki sebagian besar dari bahan - bahan fisik.
B. Johann Friedrich Herbart (1776—1841), menemukan negara Leibnitzian dari bawah sadar dari konsep dari treshold atau limen dari Unconsciousnes. Ide-ide di awah limen adalah tidak sadar, ketika sebuah ide timbul ke dalam tingkat kesadaran, hal tersebut harus berjalan atau berhubungan dan kongruen dengan ide-ide yang ada di dalam kesadaran.
C. Fechner juga menyumbangkan berbagai perkembangan teori tentang ketidaksadaran. Dia menggunakan dugaan dari limen akan treshold, tetapi syaratnya bahwa pikiran sama dengan sebuah batu es, dari porsi kesadaran itu yang tersembunyi di bawah permukaan yang telah terpengaruh oleh kekuatan yang tidak dapat diteliti, mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap Freud.

Teori awal ketidaksadaran merupakan zeitgeist terbesar bagi teori Freud di Eropa pada tahun 1880-an, pada saat Feurd mulai membuka klinik pengobatan, tidak hanya idenya tetapi petimbangan - pertimbangan, pemikirannya memuat ia jadi pusat pembicaraan. Bukunya yang berjudul Phylosopy of Unconsciousnes (Von Hartmann, 1869) menjadi sangat populer dan sejak itu buku - buku yang mengandung judul Unconsciousnes banyak diterbitkan di Jerman ( Schultz, p. 290).

  1. Psikopatologi
Benjamin Rush (1745—1813), merupakan psikiater yang berlatih di Amerika, percaya bahwa perilaku aneh adalah disebabkan terlalu banyak atau sedikit darah yang mengalir di dalam tubuh. Teknik awalnya dalam pengobatan terhadap shock ialah dengan mencelupkan pasiennya dan mendiamkannya untuk beberapa saat. Dia juga penemu teknik penenangan yang pertama, ia melakukannya dengan mengikat pasiennya pada kursi yang disebutnya sebagai kursi penenang kemudian memberi tekanan pada kepala  pasien dengan sebuah blok kayu. Prosedur ini mungkin tidak menenangkan pasien karena ada seorang pasien yang menderita cedera tulang.

Pada abad ke-19 ada dua sekolah psikologi yang membahas tentang somatik dan psychic. Sekolah somatik mengatakan bahwa keabnormalan perilaku disebabkan oleh tubuh misalnya gangguan - gangguan otak, nervous system, sedangkan sekolah psychic percaya bahwa mental atau psikologi adalah hal yang menyebabkan keabnormalan.
Hipnosis memainkan peranan yang penting dalam hal psychic sebagai penyebab dari perilaku abnormal. Pada abad ke-18 Franz Anton Mesmer membawa hipnotis pada dunia pengobatan. ( Schultz, p. 293).

3.    Pengaruh teori Darwin
Pada tahun 1979, Frank J. Sulloway, seorang sejarahwan yang menerbitkan buku Biologist of The Mind, berpendapat bahwa teori Darwin memberi pengaruh yang besar terhadap Freud. Sulloway menjelaskan dalam buku ini bahwa Freud mengikuti dan menjadikan teori Darwin sebagai batasan-batasan teorinya dan Freud sangatlah mengagumi Darwin. Freud meniru kerja Darwin dan kita juga dapat melihat kesaman teori Freud dengan Darwin. Sulloway menyimpulkan Darwin mungkin telah membuka jalan yang lebih luas bagi Sigmun Freud dan revolusi psikonalisis dibanding dengan individu lainnya.

Darwin mendiskusikan beberapa poin yang kemudian Freud sebagai pusat pembicaraan dalam psikoanalisis; ketiaksadaran, proses dan konflik mental, interpretasi mimpi, simbol tersembunyi dari symptom - symptom perilaku aneh dan pentingnya penyaluran seksual. Secara umum Darwin juga berfokus pada aspek - aspek nonrasional dan perilaku. Darwin juga mempengaruhi teori Freud mengenai perkembangan anak, Darwin mengatakan bahwa manusia didorong oleh kekuatan biologis, yang terutama dari kekuatan ini adalah cinta dan keinginan  makan, dan kekuatan ini Darwin percayai sebagai kekuatan yang mempengaruhi kepribadian. Dan banyak lagi kesamaan teori Freud dengan Darwin seperti : konflik internal pada teori Freud dan Kemampuan untuk bertahan hidup pada teori Darwin ( Schultz, p. 294).

4. Pengaruh Lain
A.    Iklim intelektual abad ke-19. Yaitu doktrin hedoneisme, yang mengusahakan untuk mencapai kesenangan dan menghindari kesengsaraan. Konsep kesenangan atau Pleasure Principle yang dikemukaan Freud berdasar pada doktrin hedonisme pada saat itu.
B.     Strukturalisme, selama masa pelatihan universitas Freud banyak berhubungan dengan         para psikolog seperti Carl Ludwig, Emil du bois, Reymond, Ernest Brukle, dan Herman Von Helmhotz, mereka berpendapat bahwa tidak ada kekuatan - kekuatan aktif yang ada pada organisme selain fisik dan kimia. Orientasi mekanistik ini mempengaruhi formula Freud pada teori “Physics determinism”. Iklim seksual  Vienna pada akhir abad ke-19 yang menabukan hal - hal yang bersifat seksual( Schultz, p. 295).

























II.               PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD



Teori Freud Sulit dipahami karena konsep dari teorinya berubah - ubah (berkembang) terus, sebab yang kedua adalah karena psikoanalisis bukan hanya berfungsi sebagai teori tetapi tehnik kepribadian manusia. Sebab ketiga, khususnya dalam hal psikologi sosial,  Freud sendiri tidak banyak menulis tentang psikologi kelompok.
Sebelum membahas lebih dalam tentang teori - teori psikologi yang dikemukakan Freud maka baiklah terlebih dahulu kita membahas konsep - konsep yang dikemukakan Freud.

1.     Variabel – variabel Interpersonal dan Aparat - aparat Psikis

Aparat – aparat psikis menurut Freud dapat digolongkan ke dalam 3 golongan yaitu : libido, struktur kejiwaan dan struktur kepribadian.
a.       Libido
Libido adalah energi vital, ini merupakan sepenuhnya bersifat kejiwaan dan tak boleh dicampurkan dengan energi fisik yang bersumber pada kebutuhan kebutuhan biologis seperti lapar dan haus. Freud mengatakan bahwa energi vital ini berasal dari sex. Freud mengemukakan dua insting dasar yang dimiliki manusia, yaitu :
i.                    Insting hidup (life instink), adalah naluri untuk mempertahankan hidup.
ii.                  Insting mati (death instink), adalah naluri yang menyatakan bahwa seseorang itu harus mati.

Insting mati memberikan prilaku yang agresif, yang menjadi sumber insting ini tidaklah jelas. Insting mati mengakibatkan agresi yang bisa diarahkan pada orang lain, berupa tindakan menyakiti orang lain atau pada diri sendiri dalam bentuk ekstrimnya diwujudkan dalam keinginan bunuh diri.Insting hidup memberi naluri seksual dan energi yang menjadi sumber insting ini disebut sebagai libido. Insting – insting seksual mula – mula berkaitan dengan bagian tubuh yang tertentu yaitu bagian erogen (mulut, anus, alat kelamin) lalu seiring dengan bertambah dewasanya seseorang maka insting - insting seksual beralih pada dorongan - dorongan yang mandiri. Freud beranggapan penyaluran libido pada masa kanak – kanak menentukan kehidupan dan kejiwaan kepribadian seseorang (Sarwono, p. 120).

b. Struktur kejiwaan
Jiwa oleh Freud dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
i.          Kesadaran (Consciousness), dikuasai oleh kesadaran dan diatur oleh hukum hukum tertentu yang dinamakan “ proses sekunder” , misalnya : logika.
ii.        Pra – Kesadaran (Preconsciousness), Berisi tentang hal hal yang sewaktu waktu bisa dipangggil pada kesadaran melalui assosiasi.
iii.      Ketidaksadaran (Unconsciousness), Proses yang terpenting (Proses primer) yang sangat menentukan ditandai dengan emosi, keinginan keinginan dan insting – insting (Sarwono, p. 121).

c.       Struktur Kepribadian
Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem yang saling berinteraksi yaitu : Id, Ego dan Super ego.
i)     Id ( Sumber segala energi psikis )
Id merupakan sistem yang tidak disadari, maka semua ciri ketidaksadaran berlaku buat id;  amoral; tidak terpengaruh oleh waktu; tidak peduli realitas; tidak menyensor diri dan berdasar pada “pleasure principle” (kesenangan). Id terdiri :
a.    Refleks ; reaksi otomatis yang bersifat bawaan
b.    Proses – proses primer; bayangan kanak kanak yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan – kebutuhan fisik maupun keinginan - keinginan.

Id, dengan kata lain berisi instink hidup dan mati. Id bagaikan jiwa seorang bayi yang baru lahir yang isinya adalah impuls yang berasal dari kebutuhan – kebutuhan biologis dan impuls inilah yang mengatur tingkah laku bayi. Contoh : Seorang bayi yang pekerjaannya tidur, bagun, tidur lagi, ngompol, menangis karena ingin makan atau minim, menghisap payudara ibunya, dan lain lain. Dalam bahasa inggris prinsip ini dikatakan “ I want what I want when I want it.”, karena bayi  tersebut tidak melakukan apa apa pada orang tua, melainkan hanya diminta dipenuhi saja segala keinginannya.

ii) Ego
Ego bekerja dengan prinsip realitas (Reality Principle), Artinya menggabungkan proses mental dengan dunia nyata. Fungsi mental yang digunakan bersifat lebih sekunder atau lebih tinggi, karena ego berfungsi mengatur pemuasan dorongan dorongan  id :
ü  Langsung mencari pemuasan
ü  Menunda pemuasan
ü  Mengganti objek pemuasan (substitusi objek).

Dorongan id sering sekali mengancam ego karena apa yang dibutuhkan id, mungkin sekali tidak tersedia pada kenyataan contoh : anak lapar tapi makanan tidak ada. Karena itu kalau ada dorongan id maka ego mengalami kecemasan, untuk menguranginya, ego menggunakan mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism). Pada dasarnya meknisme pertahanan ego mempunyai dua ciri :
1.      Menolak, menyamarkan / memalsukan atau mendistorsikan realitas.
2.      Berlangsung secara tidak sadar sehingga orang yang melakukannya  tidak sadar  tentang  apa yang sedang terjadi (Prihanto, p.10).

Beberapa bentuk pertahanan ego yang sering digunakan :
1.      Represi ; mencegah, menekan, meghambat sehingga dorongan I tidak mendesak – desak, ini merupakan pertahanan paling dasar (Sarlito, 124). Represi , adalah memasukkan hal hal yang tidak menyenangkan dari dalam kesadaran, kedalam ketidaksadaran. Contoh : Cinta seorang anak lelaki terhadap ibunya, sekali hal ini dimasukkan kedalam ketidaksadaran maka akan tinggal disitu  dan menjadi bagian ketidaksadaran, maka timbullah tingkah laku yang kurang berbahaya bagi ego, oleh  karena itu represi dapat menimbulkan pertahanan ego yang lain seperti pengalihan  (displacement)

2.      Proyeksi ; Dalam proyeksi seseorang melontarkan impuls - impuls, keinginan - keinginan, ide - ide dari dirinya yang tidak dapat diterimanya sendiri, kepada obyek atau orang lain di luar dirinya. Dengan proyeksi seseorang mengamankan egonya dengan  tetap mengakui bahwa impuls impuls, keinginan - keinginan atau ide - ide itu ada, tetapi ia tidak mengaggapnya sebagai miliknya tetapi milik orang lain.

3.      Pembentukan Reaksi ( Reaction Formation) ; Mekanisme pembentukan reaksi adalah menekan impuls impuls yang tidak disukai kedalam ketidaksadaran dan memunculkan hal yang justru berhubungan dalam kesadaran.

4.      Penolakan (Denial) ; adalah mekanisme pertahanan ego yang paling primitif. Caranya ialah dengan mengganggap tidak ada hal yang sesungguhnya ada.

5.      Sublimasi ; adalah deseksualisasi  impuls impuls seksual dari id. Libido disalurkan kedalam tingkah laku artistik, keterampilan keterampilan teknis , dan sebagainya (Sarlito, 124).

iii) Super ego
Super ego berisi konsensia (aturan aturan moral, aturan aturan dan harapan harapan lingkungan) dan ego ideal. Hal ini menimbulkan pertimbangan pertimbangan dalam tingkah laku misalnya : benar – salah, baik – buruk, bermoral, biadap. Yang menjadi perhatian super ego adalah bagaimana menjadi manusia yang baik dan bermoral, karen prinsip kerjanya adalah prinsip moralitas (Morality Principle).
Fungsi terbesar super ego ialah mengurangi atau menekan / menghambat dorongan dorongan seksual dan agresi.
Super ego dipelajari melalui introjeksi, yaitu melalui  pengambilan aturan aturan masyarakat dan norma - norma prilaku yang ada di lingkungan dengan identifikasi melalui orang tua, tokoh masyarakat, guru, dll. Pengidentifikasian oleh anak tersebut, bila berhasil maka anak disebut baik dan dipuji dan bila tidak berhasil disebut jahat dan dimarahi (Prihanto, p. 11).

2.  Perkembangan Kepribadian Menurut Sigmund Freud

Freud memiliki pandangan yang bersifat determinisme pada kepribaian. Artinya apa yang telah terjadi pada awal perkembangan dan dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada tahap berikutnya. Freud yakin kepribadian terbentuk sampai pada umur 5 tahun. Jadi tahap ini merupakan tahap yang sangat penting. Freud membagi 5 tahap perkembangan kepribadian :

Skema Perkembangan Kepribadian





Tahap
Usia
Daerah
Aktifitas
Tugas
( Tahun )
Kepuasan





Oral
0 - 1
Mulut
Menggigit
Menyapih



Menghisap / menelan






Anal
2 - 3
Anus /
Menahan
Toilet


Dubur
Mengeluarkan
training





Phallic
4 - 5
Penis /
Masturbasi
Identifikasi


Clitoris







Latensi
6 - 12

Represi
Transformasi





Genital
13 +
Penis /
Intimitas
Mencintai


Vagina
seksual
orang lain



Sublimasi
Bekerja /




Aktifitas lain
    (Prihanto, p. 15).

1.    Tahap Oral

Pada awalnya kehidupan bayi diarahkan pada kebutuhan - kebutuhan mulut dan daerah sekitar mulut, aktifitas mulai dari : menyusu, makan, menghisap jempol, dll.
Bagian pertama pada tahap ini sepenuhnya  disebut peresapan total (Complete Oral Incorporation).  Periode ini berlangsung sampai bayi  berumur 4 atau 8 bulan dimana mulai menumbuhkan benih - benih kepercayaan dan cinta pada objek  yang dikenalnya pertama kali (ibu). Bagian kedua, disebut sadisme oral, bayi mulai bisa memamah dan menggigit dan timbul ambivalensi antara menggigit menghisap, antara cinta dan agresi. Pada bagian ini timbullah agretifitas, untuk selanjutnya berkembanglah emosi dan cinta. Pada bagian ini terbentuklah mekanisme dasar yaitu : introjeksi, identifikasi primer, proyeksi, fiksasi, regresi, penolakan (Sarwono, p. 127).
 
2.    Tahap Anal

Pada periode ini anak maupun orang tua sama sama disibukkan dengan fungsi membuang air besar dan menahan diri untuk tidak membuang air besar. Perkembangan ego pada tahap ini ditandai oleh :
ü  Kemampuan untuk menguasai objek
ü  Sadar dan toleran terhadap kecemasan
ü  Perkembangan kemampuan bicara dan berpikir.
ü  Tumbuhnya pertahanan terhadap implusifitas.

Kemampuan yang dicapai pada tahap ini yaitu :
ü  Kemampuan menguasai tubuh sendiri misalnya ; berjalan, bicara yang merupakan dasar kemandirian anak.
ü  Kemampuan menilai dan berpikir yang mempengaruhi kemampuan berbicara yang merupakan dasar dari kemampuan mengetest realitas, berlanjut dengan kemampuan mengantisipasi masa depan, melihat kemungkinan datangnya bahaya (Sarwono, p. 129).

Perkembangan pada tahap ini terbagi menjadi dua :
1.        Tahap anal lekspulsif, dimana anak mendapatkan kepuasan seksual dari proses buang air besar.
2.        Tahap anal retentif, dimana anak mendapatkan kepuasan seksual dengan menahan tinja dalam perut (Prihanto, p. 13)

3. Tahap Phallic

Tiga perkembangan yang penting pada tahap ini :
1.        Meningkatnya minat pada seks :
ü  Dalam keluarga berupa kompleks Oedipoes
ü  Dalam diri sendiri berupa fantasi - fantasi tertentu
2.        Proses pertumbuhan super ego
3.        Makin banyak digunakannya mekanisme kegiatan ego.

Tanda tanda dari periode ini antara lain :
ü  Meningkatnya kegiatan masturbasi
ü  Meningkatnya keinginan untuk bersentuhan tubuh dengan anggota keluarga yang berlawanan (Sarwono, p. 130).

Tahap ini menurut Freud merupakan tahap yang terpenting karena :
1.      Tahap ini merupakan tahap terakhir dari masa kanak - kanak atau pre genital di dalam perkembangan psikoseksual
2.      Tahap ini sering sekali ditandai oleh gejala - gejala yang disebut kompleks sebagai berikut :
a.       Oedipus/electra (Oedipus compleks : persaingan anak laki - laki dengan pihak ayah dalam memperebutkan kasih sayang ibu, electra compleks : persaingan anak perempuan dengan pihak ibu dalam memperebutkan perhatian ayah).
b.      Komploks kastrasi ( ketakutan anak laki - laki pada ayahnya kalau penisnya dipotong)
c.       Kompleks kecemburuan penis, yaitu anak perempuan mencemburui penis pada laki - laki
3.      Tahap ini menjadi dasar identifikasi psikologis dan sosial anak
4.      Tahap ini menendai perbedaan peran jenis – kelamin pada anak laki - laki dan anak perempuan
5.      Menjadi dasar perkembangan super ego ( Prihanto, 13).

4.    Tahap Laten

Tahap ini adalah masa konsolodasi dalam perkembangan psikoseksual. Tidak ada perkembangan atau pertumbuhan baru. Mekanisme pertahanan yang sudah ada dimanfaatkan untuk penyesuaian diri kepada lingkungan tetapi pada tahap ini tidak ada mekanisme yang baru (Sawono, p. 132)

5.    Tingkat Genital

Tahap ini merupakan tahap yang paling matang, pada tahap ini daeah kepuasan diarahkan pada objek diluar diri. Perkembangan yang terpenting pada proses ini adalah kemampuan mencintai dan bekerja adapun tahap tahapnya :
1.        Tahap prapuber : ditandai dengan meningkatnya kembali dorongan libido.
2.        Tahap puber : ditandai dengan petumbuhan fisik, khususnya tanda tanda seksual sekunder dan kemampuan organik. Pada tahap ini mastubasi seiring terjadi. Remaja yang bersangkutan cenderung mencintai diri sendiri dan mengagumi diri sendiri (nasistik). Ciri – ciri psikologi lain :
ü  Hasrat untuk mandiri
ü  Lebih menghargai aturan - aturan dari teman sebaya
ü  Pemberontakan melawan orang tua
ü  Pikiran – pikiran bingung dan lain lain.
3.        Tahap adaptasi : dimana remaja yang bersangkutan menyesuaikan diri terhadap dorongan dorongan seksual dan perubahan perubahan fisik yang tiba tiba. Sikap nasistik diganti dengan cinta kepada orang lain, mula mula kepada sejenis kelamin, kemudian kepada lawan jenis kelamin. Biasanya tahap ini berakhir jika remaja yang bersangkutan telah menjadi orang dewasa yang terisolasi (Sarwono, p.132).
3. Metode Penelitian Sigmund Freud

Metode yang dipakai oleh penelitian experimental, karena ia tidak mengumpulkan data dari percobaan percobaan yang terkontrol atau menganalisa hasilnya secara kuantitas. Data yang dikumpulkannya dan cara dia menginterpretasikannya berbeda dengan metode experimental psikologi, metodeenya berbeda karen subjek matter freud memilih untuk belajar. Freud mengambil teori teorinya dari observasi observasi terhadap cerita – cerita dan prilaku pasienyang sedang mengalami analisis. Metode assosiasi bebas dan teknik analisis mimpi merupakan metode utama Freud untuk menemukan teorinya. Asumsi asumsi dan interpretasi interpretasi diambil dari data yang kemudian diterjemahkan dengan hati hati untuk meyakinkan bahwa mereka telah berpengalaman (Schultz, p. 308).


4. Kritik Yang Muncul

Teori freud sangat mudah diserang oleh kaum psikologi eksperimental. Freud menggambarkan pengetahuannya yang mendalam dan kesimpulan kesimpulannya dari respon respon pasiennya ketika mereka sedang melakukan analisis. Pada psikologi eksperimental, percobaan dilakukan dengan kondisi kondisi yang telah dikontrol atau telah dikondisikan.
Adapun kritik – kritik yang muncul terhadap teori – teori freud dan tehnik tehnik yang digunakannya saat itu adalah :
1.      Kondisi – kondisi dimana Freud mengumpulkan data adalah tidak sistematis dan tidak terkontrol.  Dia tidak menulis gambaran kata kata dari pasien secara harfiah tapi dia mengambilnya darri catatan yang dia tulis beberapa jam setelah melihat pasiennya, dan hal ini sangat memungkinkan bahwa ada data yang terlupa dan terdistorsi karena data yang ada hanya berdasarkan ingatan Freud. Hal ini juga memungkinkan terjadinya ketidak akuratan data yang diinterpretasikan kembali oleh Freud dengan data yang bersumber dari pasien, mungkin Frreud telah dipengaruhi oleh keinginannya untuk menemukan materi yang mendukung hipotesanya. Dengan kata lain dia boleh jadi hanya mengingat dan menghafalkan apa yang ia mau dengar. Kita juga harus mempertimbangkan kemungkinan keakuratan data Freud tetapi tidak mungkin untuk mengetahui ini dengan hanya setuju karena data yang asli tidak ada.
2.      Dalam menggambarkan kesimpulan - kesimpulan dan perumusan data – data, tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti bagaimana prosesnya  kecuali Freud, karena Freud tidak pernah menjelaskannya.
3.      Sebab lain yang merupakan kritik yang utama yang menyebabkan data data freud tidak dapat disetujui untuk menjadi hitungan secara statistik ialah : percobaan yang dilakukan oleh Freud tidak dapat diulang karena tidak dapat diketahui dengan pasti apa yang ia lakukan untuk mengumpulkan dan menerjemahkan data menjadi sebuah rumusan dan hipotesis.
4.      Bahasa yang digunakan Freud sering sekali kurang tepat, tidak spesifik, bermaksa ganda, terdistorsi, penuh canda sehingga sulit untuk diterjemahkan satu dengan yang lainnya ( tidak sesuai denga bahasa ilmu pengetahuan).
5.      Sulit untuk menentukan secara empiris standarrt ukuran yang digunakan pada hipotesis freud. Contoh : Sulit menentukan standart ukuran naluri untuk mati.
6.      Adanya kebingungan oleh Freud sendiri untuk mendefenisikan konsep konsepnya  (id, ego, super ego, dll) sehingga sulit mengetahui bagaimana tepatnya hal tersebut. Dalam bukunya yang terakhir Freud sendiri mengatakan bahwa ada kesulitan dan makna makna ganda dalam mendefenisikan id, ego, super ego dan ide – ide lainnya.
7.      Freud dianggap terlalu berfokus pada kekuatan biologis, keinginan sex sebagai pembentukan utama kepribadian, mereka lebih mengganggap kekuatan analisis sosial lebih tinggi ( Karen Horney meninggalkan teori Freud (Penis Evy) tentang psikologi wanita).
8.      Psikologi yang lain berpendapat bahwa ia merupakan oorang yang terlalu extrim dalam menetapkan bahwa kehendak bebas, pengalaman masa lalu, mimpi, dll. Sebagai penentu kepribadian (Schultz, p. 317).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar