Rabu, 19 Januari 2011

FRIEDRICH WILHELM NIETZSHE




SEJARAH PEMIKIRAN MODERN






EUNIKE YOANITA (120710071)

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2008



PENGANTAR
Friedrich Nietzsche (1844-1900) adalah seorang filsuf, psikolog, kritikus seni musik dan sastra, dan filolog. Ia menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh pada abad 20 meski pada awalnya sempat tidak diakui bahwa ia adalah seorang filsuf namun pada akhirnya pemikiran-pemikiranya yang pandai membawanya menjadi seorang besar yang dikenang sepanjang masa.

BIOGRAFI
            Friedrich Wilhelm Nietzsche dilahirkan di Röcken dekat kota Leipzig pada tanggal 15 Oktober 1844. Orang tuanya adalah pendeta Lutheran Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849) dan istrinya Franziska, nama lajang Oehler (1826-1897). Ayahnya sangat mengagumi Raja Prussia yang berkuasa pada waktu itu yaitu Friedrich Wilhelm IV, sehingga ia memberi nama baptis Friedrich ketika anaknya lahir untuk menghormati Raja tersebut yang kebetulan memiliki tanggal lahir yang sama dengan anaknya. Adik perempuannya Elisabeth dilahirkan pada 1846. Mengingat ia dilahirkan di dalam keluarga Protestan sangat taat tentu sangat dimaklumi jika ia dididik dengan religius. Ketika Nietzsche berumur empat tahun, ayahnya menderita sakit keras dan kahirnya meninggal pada tahun 1849 dan pada tahun berikutnya adik laki-lakinya Ludwig Joseph (1848-1850) meninggal juga semakin terpuruklah kondisi keluarga ini maka, keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale. Nietzsche menjadi satu-satunya laki-laki dalam keluarga ini sedangkan anggota keluarga yang lain adalah nenek, ibu, kakak perempuan, dan kedua tante. Di kota ini, Nietzsche tinggal dan bersekolah sampai umur empat belas tahun. Kemudian ia pindah ke sekolah yang mempunyai asrama bernama Pforta yang dikenal cukup keras dan disiplin. Selama di Pforta inilah Nietzsche belajar bahasa Yunani dan Latin dan dari sinilah ia mendapat bekal untuk menjadi seorang ahli filologi yang brilian. Selain itu ia belajar juga bahasa Ibrani yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit atas dorongan keluarganya yang menginginkannya menjadi seorang pendeta sama seperti ayahnya dahulu. Namun pada akhirnya Nietzsche tidak berhasil menguasai bahasa tersebut karena tata bahasa yang begitu sulit. Pada tahun 1864 ia masuk Universitas Bonn dengan maksud mempelajari teologi dan kesusateraan klasik (Yunani dan Romawi). Ia mulai mengagumi karya-karya klasik Yunani dan kejeniusan para pengarang Yunani. Tidak lama kemudian ia pindah ke Leipzig untuk meneruskan studinya tentang filologi klasik. Ketika itu ia telah meninggalkan iman kristianinya . ada satu peristiwa penting selama Ia menjadi mahasiswa adalah perkenalnnya dengan karya-karya Schopenhauer yang secara tidak sengaja ditemui pada tempat penjualan buku bekas. Nietzsche juga sangat mengagumi komponis Jerman yang bernama Richard Wagner (1813-1883) dan ia sempat bersahabat dekat dengannya beberapa saat. Ternyata ia juga memiliki bakat besar di bidang musik. Pada tahun 1869 saat itu Nietzsche berusia 24 tahun mendapat panggilan untuk menjadi dosen di Universitas Basel, Swiss. Karena kepandaiannya yang luar biasa ia mendapat gelar doctor tanpa harus menempuh ujian formalitas. Selama menjadi dosen, berkali-kali ia harus absen untuk beristirahat karena kesehatannya terganggu. Puncaknya pada tahun 1879 ia secara resmi meletakkan jabatannya dan meninggalkan Basel karena kondisi kesehatannya yang makin lama semakin memburuk. Setelah meninggalkan Basel, ia merasakan kesepian dan kesuraman dalam hidupnya selama kurang lebih sepuluh tahun, ia menhabiskan wakutnya untuk berkeliling  dunia ke Italia, Prancis dan Swiss untuk mencari kesembuhan pada dirinya. Dalam rentang waktu ini ia banyak menulis buku dan menghasilkan karya-karya. Puncaknya pada tahun 1889 ia mengalami sernangan jiwa dan berakhirlah kisah Nietzsche sebagai seorang filsuf dan sastrawan. Pada akhirnya ia meninggal di Weimar pada tanggal 25 Agustus 1900.

TOKOH YANG MEMPENGARUHI
Selama menjadi mahasiswa Nietzsche banyak dipengaruhi oleh pemikiran tokoh-tokoh seperti : Johan Goethe, Richard Wagner, Arthur Schopenhauer dan Friedrich Ritschl.

INTI AJARAN
Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme [1] (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).
Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan banyak mengilhami pelukis moderen Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi hidup.
"Tuhan sudah mati" tidak boleh ditanggapi secara harafiah, seperti dalam "Tuhan kini secara fisik sudah mati"; sebaliknya, inilah cara Nietzsche untuk mengatakan bahwa gagasan tentang Tuhan tidak lagi mampu untuk berperan sebagai sumber dari semua aturan moral atau teleologi.
Kematian Tuhan adalah sebuah cara untuk mengatakan bahwa manusia tidak lagi mampu mempercayai tatanan kosmis apapun yang seperti itu karena mereka sendiri tidak lagi mengakuinya. Kematian Tuhan, kata Nietzsche, akan membawa bukan hanya kepada penolakan terhadap keyakinan kosmis atau tatanan fisik tetapi juga kepaa penolakan terhadap nilai-nilai mutlak itu sendiri.
Nietzsche percaya bahwa kebanyakan orang tidak mengakui (atau menolak untuk mengakui) kematian ini berdasarkan ketakutan atau angst (kecemasan) mereka yang paling terdalam. Karena itu, ketika kematian itu mulai diakui secara luas, orang akan berputus asa dan nihilisme akan meraja lela, seperti halnya pula dengan kepercayaan relativistik bahwa kehendak manusia adalah hukum di dalam dirinya sendiri -- apapun boleh dan semuanya diizinkan.
Nietzsche percaya bahwa bisa ada kemungkinan-kemungkinan yang positif bagi manusia tanpa Tuhan. Melepaskan kepercayaan kepada Tuhan akan membuka jalan bagi kemampuan-kemampuan kreatif manusia untuk berkembang sepenuhnya. Tuhan, dengan perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya yang sewenang-wenang, tidak akan lagi menghalanginya, sehingga manusia boleh berhenti mengalihkan mata mereka kepada ranah adikodrati dan mulai mengakui nilai dari dunia ini. Pengakuan bahwa "Tuhan sudah mati" adalah bagaikan sebuah kanvas kosong. Ini adalah kebebasan untuk menjadi sesuatu yang baru, yang lain, kreatif ? suatu kebebasan untuk menjadi sesuatu tanpa dipaksa untuk menerima beban masa lampau. Nietzsche menggunakan metafora laut yang terbuka, yang dapat menggairahkan dan menakutkan. Orang-orang yang akhirnya belajar untuk menciptakan kehidupan mereka kembali akan mewakili suatu tahap yang baru dalam keberadaan manusia, sang Übermensch. 'Tuhan sudah mati' adalah motivasi bagi proyek filsafat terakhir Nietzsche yang tidak terselesaikan, 'revaluasi terhadap semua nilai'.

SIMPULAN/IKHTISAR
Sulit sekali menyingkatkan pemikiran Nietzsche. Ia tidak pernah menguraikan filsafatnya secara sistematis. Satu-satunya karya yang direncanakan Nietzsche untuk membentangkan filsafat dalam bentuk sistematis, tidak pernah diselesaikan. Sudah menjadi rahasia umum saat itu bahwasanya Nietzsche sempat tidak diakui sebagai seorang filsuf dan pengarang pada saat ia menerbitkan buku-bukunya. Pada saat itu tak seorang pun dapat memprediksikan bahwa ia akan menjadi tokoh paling berpengaruh pada abad 20 dan pengaruh itu tidak hanya berpengaruh pada satu bidang saja. Ia banyak berjasa dalam bidang psikologi dan dalam bidang sastra ia dikenal sebagai saloah seorang pengarang paling berpengaruh di Jerman pada abad 19. sebagai filsuf, Nietzsche tidak menciptakan aliran baru namun pemikirannya banyak mempengaruhi tokoh-tokoh dari berbagai aliran.



TEKS-TEKS

  • 1872 - Die Geburt der Tragödie (Kelahiran tragedi)
  • 1873-1876 - Unzeitgemässe Betrachtungen (Pandangan non-kontemporer)
  • 1878-1880 - Menschliches, Allzumenschliches (Manusiawi, terlalu manusiawi)
  • 1881 - Morgenröthe (Merahnya pagi)
  • 1882 - Die fröhliche Wissenschaft (Ilmu yang gembira)
  • 1883-1885 - Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra)
  • 1886 - Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan)
  • 1887 - Zur Genealogie der Moral (Mengenai silsilah moral)
  • 1888 - Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner)
  • 1889 - Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala)
  • 1889 - Der Antichrist (Sang Antikristus)
  • 1889 - Ecce Homo (Lihat sang Manusia)
  • 1889 - Dionysos-Dithyramben
  • 1889 - Nietzsche contra Wagner

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Listiono, dkk., Sri Rahayu Wilujeng, 2007, Epistemologi Kiri; Epistemologi Friedrich Wilhelm Nietzsche, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Bertens, K., 2007, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius.

Osborne, Richard., 2007, Filsafat Untuk Pemula, Yogyakarta: Kanisius.

Nietzsche, 2008, Zarathustra, Yogyakarta: Quills Book Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar