Rabu, 19 Januari 2011

DERRIDA




SEJARAH PEMIKIRAN MODERN






EUNIKE YOANITA (120710071)

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2008



PENGANTAR

Jacques Derrida (Aljazair, 15 Juli 1930-Paris, 9 Oktober 2004) adalah seorang filsuf Prancis dan dianggap sebagai pendiri ilmu dekonstuktivisme, sebuah ajaran yang menyatakan bahwa semuanya di konstruksi oleh manusia, juga bahasa. Semua kata-kata dalam sebuah bahasa merujuk kepada kata-kata lain dalam bahasa yang sama dan bukan di dunia luar bahasa.

BIOGRAFI

Jacques Derrida dilahirkan pada tanggal 15 Juli 1930 di Aljazair. Pada tahun 1949 ia berpindah ke Prancis, di mana ia tinggal sampai akhir hayatnya. Ia kuliah dan akhirnya mengajar di École Normale Supérieure di Paris. Derrida muda pernah menjadi anggota Partai Komunis Prancis. Pada tahun 1967 ia menerbitkan 3 buku sekaligus yaitu : La voix et le phenomène, L'écriture et la difference, De la grammatologie. 5 tahun kemudian pada tahun 1972 ia kembali menerbitkan 3 buku lagi salah satunya berjudul Marges de la philosophie. Tahun 1973 ia menerbitkan pendahuluan tentang karangan Ede Condilac, seorang filsuf Perancis abad 18. Pada tahun 1974 sebuah buku berbentuk Glass terbit dimana setiap halamannya terdiri atas dua kolom, yang kiri berisi komentar atas teks Hegel, dan yang kanan menganalisa teks Jean Genet sastrawan asal Perancis. Buku Glass ini dapat dibaca dari kiri ke kanan dengan menghubungakn dua teks diatas. Thun 1978 sebuah buku berjudul Éperons: les styles de Nietzsche diterbitkan di Venesia terdiri dari 4 bahasa yaitu Bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Italia. Rentang waktu tahun 1987-1993 ia menerbitkan beberapa buku yang berisi tentang kritik terhadap karya Heidegger yaitu De l'esprit: Heidegger et la question (1987) dan Spectres de Marx (1993) serta Force de loi (1994) dan yang terakhir ialah Voyous (2003). Filsuf ini yang merupakan seorang keturunan Yahudi, pernah mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge. Pada tanggal 9 Oktober 2004, ia meninggal dunia karena penyakit kankernya.
Sejak 1974 Jacques Derrida sudah aktif dalam kegiatan penelitian pengajaran filsafat, oleh sebab itu hamper semua karangannya berisi komentar atas pengarang filsuf, ilmuwan, sastrawan dalam bentuk yang khusus, sebab dengan cara itu pemikirannya dapat berkembang. Dengan mengomentari teks-teks tersebut ia menyajikan teks baru. Ia menyusun teksnya sendiri dengan membongkar teks-teks lain. Dengan demikian ia berusaha melebihi teks-teks itu sendiri. Prosedur ini disebut deconstruction (pembongkaran).

TOKOH YANG MEMPENGARUHI

Derrida sangat dipengaruhi oleh filsuf Edmund Husserl dan ahli bahasa Ferdinand de Saussure. Derrida sendiri merasa dirinya dekat dengan penulis dan pemenang hadiah Nobel Irlandia Samuel Beckett. Derrida tidak menulis reaksi terhadap Beckett, karena dengan begitu ia harus merendahkan dirinya, menulis dalam sebuah bahasa meta filsafat.
Derrida dianggap salah satu filsuf terpenting abad ke 20 dan ke 21. Istilah-ilstilah falsafinya yang terpenting adalah différance dan dekonstruksi. Tidak hanya Edmund Husserl dan Ferdinand de Saussure saja yang mempengaruhi Derrida namun Heidegger dan Levinas adalah dua sumber inspirasi penting bagi filasafat Derrida, terutama Heidegger. Pemikiran Derrida merupakan radikalisasi filsafat Heidegger. Ia mengembangkan pemikiran heidegger dengan mngkritik dan mempermasalahkan pemikiranya.

INTI AJARAN

Bagi Derrida filsafat tidak dapat dipertentangkan dengan ilmu pengatahuan, melainkan keduanya merupakan hal yang sama karena keduanya berakar pada rasionalitas yang sama. Derrida tidak sependapat dengan anggapan metafisika “Ada  yang hadir pada dirinya” justru karena kehadiran timbul dari efek atau bekas,dia sebetulnya memutarbalikkan keadaan dengan memikirkan kehadiran dalam rangka jaringan tanda yang menunjukkan yang satu kepada yang lain. Tanda yang dimaksud adalah bekas. Bekas sebetulnya bukan efek, melainkan penyebab utama. Derrida menolak tegas transendental karena dianggap dapat merusak makna yang sebenarnya.Dia juga menolak pembedaan antara tanda dan symbol. Derrida bermaksud mengadakan suatu “deskontruksi” (pembongkaran) terhadap metafisika. Derrida berpendapat bahwa kehadiran tidak merupakan suatu instansi independen yang mendahului tuturan dan tulisan kita, tetapi sebaliknya ditampilkan dalam tuturan dan tulisan kita, dalam tanda yangkita pakai. Derrida ingin mengubah logilogi (ilmu tentang perkataan atau bahasa lisan) menjadi gramatologi (ilmu tentang huruf-huruf, inskripsi, tulisan). Derrida juga berpendapat bahwa setiap macam bahasa, termasuk bahasa lisan menurut kodratnya adalah tuliasan sehingga ia ingin memeriksa filsafat bukanya dengan ‘suara lantang” melainkan denagn tulisanya.
Konsep dasar yang paling penting bagi Derrida adalah difference (sama seperti trace atau bekas). Tidak pernah dijadikan obyek ilmu pengetahuan, sebab tidak tertangkap dengan kahadiran yang merupakan suatu perandaian dalam ilmu pengetahuan.
Differance di artikan juga dalam 4 konsep, yaitu :
1. Menunjuk kepada apa yang menunda kehadiran. Difference adalah proses penundaan yang tidak didahului oleh suatu kesatuan.
2. Gerak yang endifesensi-asikan (akar bersama bagi semua oposisi antara konsep-konsep separti misalnya : inderawati-rasional, intuisi-representasi, alam-kultur).
3. Produksi semua perbedaan yang merupakan syarat untuk timbulnya setiap makna dan setiap struktur.
4. Dapat menunjukkan juga berlangsunganya perbedaad antara “Ada dan adaan”.

Difference tidak boleh dibayangkan sebagai “asal-usul” karena dengan adanya tekstualitas tidak mengizinkan untuk menganggap perbedaan-perbadaan sebagai akibat-akibat suatu asal-usul yang identik dengan dirinya sendiri tidak mungkin diatasi dan disintesakan dalam suatu identitas terakhir. Filsafat Derrida secara radikal bersifat berhingga. Dalam pemikiranya tidak ada tempat untuk suatu dimensi tak berhingga.






TEKS-TEKS

Teks-teks falsafi Derrida banyak ditentang oleh para pembaca. Derrida sendiri berkata bahwa mereka yang marah membaca teks-teksnya tidak mau beradaptasi membaca buku-bukunya.

Karya-karya yang terpenting:
  • La voix et le phenomène (1967)
  • L'écriture et la différance (1967)
  • De la grammatologie (1967)
  • Marges de la philosophie (1972)
  • Glas (1974)
  • Éperons: les styles de Nietzsche (1978)
  • De l'esprit: Heidegger et la question (1987)
  • Spectres de Marx (1993)
  • Force de loi (1994)
  • Voyous (2003)

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Listiono, dkk., Heri Santoso, 2007, Epistemologi Kiri; Metode Dekonstruksi Jacques Derrida: Kritik Atas Metafisika dan Epistemologi Modern, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Bertens, K., 2007, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius.

Osborne, Richard., 2007, Filsafat Untuk Pemula, Yogyakarta: Kanisius.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar