Rabu, 19 Januari 2011

FRIEDERICH WILHELM NIETZSCHE




SIAPAKAH NIETZSCHE?

         Friedrich Nietzsche was a German philosopher of the late 19th century who challenged the foundations of traditional morality and Christianity. He believed in life, creativity, health, and the realities of the world we live in, rather than those situated in a world beyond. Central to Nietzsche's philosophy is the idea of "life-affirmation," which involves an honest questioning of all doctrines which drain life's energies, however socially prevalent those views might be. Often referred to as one of the first "existentialist" philosophers, Nietzsche has inspired leading figures in all walks of cultural life, including dancers, poets, novelists, painters, psychologists, philosophers, sociologists and social revolutionaries.
         Nitzsche adalah filsuf Jerman abad ke 19, psikolog, kritikus seni musik dan sastra, dan filolog. Dalam semua tema yang disajikan, ia mampu mengemukakan dengan gaya bahasa yang menarik dan pandangan-pandangan yang orisinal. Nilai histories Nietzsche sangat besar. Pemikirannya yang meloncat dan meramalkan masa depan sangatlah megagumkan. Ia adalah seorang filsuf bagi para filsuf, tetapi ia lebih besar dari para filsuf lainnya, karena ia juga menjadi filsuf bagi orang kebanyakan.

SEJARAH HIDUP NIETZSCHE
         lahir di Rocken, Prusia 15 Oktober 1884 (bertepatan dengan tanggal lahir Raja Prusia Friedrich Wilhelm ).
         Hidup dalam lingkungan yang taat beragama (terutama Injil).
         Seorang yang lembut dan pemalu. Kegemaran utamanya membaca.
         Pada masa sekolah ia dimasukkan ke gymnasium dan mulai berkenalan dengan karya-karya Goethe dan Wagner.
         Pada masa mahasiswa di Pforta ia dan dua orang temannya yaitu Wilhelm Pinder dan Gustav Krug membentuk kelompok sastra yang diberi nama Germania.
         tahun-tahun terakhir di Pforta Nietzsche sudah menunjukkan sikap anehnya.
         Dalam tulisannya Ohne Heima (Tanpa Kampung Halaman) ia mengungkapkan gejolak hatinya yang ingin bebas dan minta dipahami. Bersamaan dengan itu ia juga mempertanyakan iman Kristennya dan bahkan secara perlahan mulai meragukan kebenaran seluruh agama.
         Johan Goethe (1749-1832), Richard Wagner(1813-1883), Arthur Schopenhauer(1788-1860), dan Fredrich Ritschl adalah orang-orang besar yang memberikan pengaruh terhadap cara berpikirnya .
         Menjadi professor di Universitas Basel
         Januari 1889 Nietzsche ambruk di piazza Carlo Alberto Turin. Ketika ia sadar kembali, keadaannya sudah tidak waras lagi.
         Pada tanggal 10 Januari 1889 di klinik Universitas di Besel. Hasil diagnosis menunjukkan bahwa Nietzsche mengalami paralysis progressiva; kelumpuhan yang terus bertambah parah.
         Tahun 1890 ia dibawa kembali oleh ibunya
         April Tahun 1897 ibunya meninggal
         25 Agustus 1900 Nietzsche meninggal di Weimar pada usia 46 Tahun

AJARAN NIETZSCHE

NIHILISME
-----------------------------------------------
KEHENDAK UNTUK BERKUASA
( The Will to Power )
-----------------------------------------------
UBERMENSCH





NIHILISME
         Sebuah renungan tentang krisis kebudayaan, khususnya kebudayaan Eropa sebagaimana disaksikan oleh Nietzsche yang hidup pada akhir abad lalu.
         Sebagai runtuhnya seluruh nilai dan makna meliputi seluruh bidang kehidupan manusia.
         Runtuhnya dua bidang, yaitu keagamaan (termasuk moral) dan ilmu pengetahuan.
         Nihilisme mengantarkan manusia kepada situasi krisis atau kepada hari yang menjadi “malam terus menerus”, karena seluruh kepastian hidupnya runtuh.
         Jaminan kepastian yang pertama adalah Tuhan sebagaimana diwariskan oleh agama Kristen. Dan jaminan-jaminan kepastian lainnya, menurut Nietzsche, adalah model-model Tuhan seperti ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip logika, rasio, sejarah dan kemajuan.
         “Tuhan sudah mati”; “Requiem aeternam deo! “ (“semoga Tuhan beristirahat dalam kedamaian abadi ”);” Tuhan sudah mati!Kita telah membunuhnya!”

MENGATASI NIHILISME OLEH NIETZSCHE
         Pertanyaan yang akan muncul bila nihilisme terjadi : apa yang harus dilakukan manusia? Kalau harus bertindak, apa yang harus dilakukannya? Atau kita membiarkan keadaan itu berlangsung terus begitu, sehingga kita dibayang bayangi krisis terus menerus?
         Sikap diam bukanlah netral dan dapat mengantar pada situasi dekaden (tak berani berkata “ya” pada hidup) dan dapat disebut nihilisme pasif
         Mengatasi nihilisme tanpa menolak nihilisme. Usaha ini dilakukan dengan mengadakan pembalikan nilai-nilai. Dan inilah yang disebut nihilisme aktif

KEHENDAK UNTUK BERKUASA ( The Will to Power )
         a. Kehendak untuk berkuasa : suatu provokasi politik ?
                        Gagasan Nietzsche mengenai kehendak berkuasa telah menarik perhatian banyak orang pada abad ini. Gagasan yang ditulis secara aforistik dalam catatan-catatan yang ditinggalkannya telah mengundang berbagai macam penafsiran. Salah satu penafsiran menyatakan bahwa gagasan ini merupakan hipotesa politik. Sulit membayangkan bahwa Nietzsche mencita-citakan untuk melembagakan kehendak untuk berkuasa dalam apa yang disebut Negara. Baginya Negara justru dipandang musuh besar, karena Negara merupakan penghambat kebebasan merealisasikan diri
         b. Kehendak untuk berkuasa : prinsip untuk memandang dunia dan hidup
                        Nietzsche berpendapat yang sama sekali berbeda dengan Schopenhauer, pemaknaan terhadap dunia fenomenal dan terhadap pengakuan metafisik kehendak. Menurut dia pengakuan dunia sejati yang bersifat metafisik hanya datang dar orang yang lemah yang secara tidak langsung menyinggung Schopenhauer. Nietzsche menolak adanya dunia sejati seperti yang dipahami Schopenhauer atau dunia ide menurut Plato. Bagi Nietzsche dunia fenomenal yang berubah-ubah ini adalah satu-satunya dunia
         c. Kehendak untuk berkuasa dalam pengetahuan
                        Bagi Nietzsche tujuan pengetahuan bukanlah untuk mengetahui kebenaran mutlak, melainkan untuk menguasai kenyataan dan Nietzsche sendiri pun tidak mengakui adanya kebenaran mutlak. Menurut Nietzsche arti kebenaran yang sesungguhnya adalah semacam kekeliruan, yang tanpanya manusia tidak dapat hidup. Dengan kata lain, bagi Nietzsche kebenaran adalah kekeliruan yang tak terbantah dan tidak boleh tidak harus diterima oleh manusia guna meningkatkan kehendaknya untuk berkuasa. Kekeliruan ini diterima sebagai kebenaran, karena telah terbukti berguna dan membantu untuk mempertahankan hidup dan menguasai kenyataan.
         d. Kehendak untuk berkuasa dan moralitas
                        Nietzsche pada usia belasan tahun sudah mempunyai pemikiran tentang adanya kejahatan di balik dunia. Dia mencari jawaban atas kalimat kemahakuasaan dan keadilan Tuhan (Allah), dan dia menyimpulkan bahwa Tuhan (Allah) pasti juga mahakuasa atas kejahatan (evil). Selain itu Nietzsche juga mengatakan bahwa, apa saja yang dilakukan orang baik maka merupakan cerminan dari nilai-nilai luhur yang harus dipertahankan dan harus diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini membuat orang tak sempat berpikir apakah ini baik atau buruk dan inilah yang menyebabkan datangnya nihilisme. Nietzsche juga mengusulkan adanya pembedaan tipe-tipe manusia berdasarkan ras juga mempertahankan nilai-nilai moral lama yaitu keberanian, ketangguhan, dan kedisiplinan diri karena Nietzsche merasa tanpa nilai-nilai moral ini kehendak untuk berkuasa tidak akan berkembang.
UBERMENSCH
         Ubermensch adalah makna dari dunia ini. Nietzsche melihat bahwa nilai-nilai yang diwariskan oleh kebudayaan barat telah runtuh. Karena itulah Nietzsche, mengajarkan nilai tanpa jaminan pada semua orang. Nilai inilah Ubermensch yang merupakan cara manusia memberikan nilai pada dirinya sendiri tanpa berpaling dari dunia. Dan ini dilambangkan dengan perkataan; Aku cinta manusia dan Tuhan sudah mati; hanya perduli pada apa yang ada di dunia dan meng-acuhkan apa yang ada di ‘seberang’ dunia. Memang, kata Nietzsche, dulu menghujat Tuhan merupakan hujatan yang paling keji. Tetapi kini Tuhan telah mati begitu juga dengan penghujatnya. Bagi Nietzsche, yang sekarang berlaku adalah ; ‘menghujat dunia adalah dosa yang paling berat’.

Karya-karya Nietzsche
         Periode Awal : 1872-1876
        1872: “The Birth of Tragedy, Out of the Spirit of Music (Die Geburt der Tragödie aus dem Geiste der Musik)”. Diterbitkan kembali pada 1886 dengan judul “The Birth of Tragedy, Or: Hellenism and Pessimism (Die Geburt der Tragödie, Oder: Griechentum und Pessimismus)”, dan berisi esai pembukaan -- "An Attempt at Self-Criticism" –
        1873: esai yang tidak diterbitkan, "On Truth and Lies in an Nonmoral Sense" ("Über Wahrheit und Lüge im außermoralischen Sinn")
        1873-1876: Nietzsche menulis “Unfashionable Observations (Unzeitgemässe Betrachtungen)”
         Periode Pertengahan: 1878-1882
        1878: bagian awal, Nietzsche menyelesaikan “Human, All-Too-Human”.
        1879: dengan menambahkan bagian awal dengan bagian kedua, Nietzsche menulis “Mixed Opinions and Maxims” (“Vermischte Meinungen und Sprüche”).
        1880: bagian ketiga, Nietzsche menulis “The Wanderer and his Shadow” (“Der Wanderer und sein Schatten”).
        1886: ketiga bagian tersebut diterbitkan bersamaan sebagai “Human All-Too-Human, A Book for Free Spirits” (“Menschliches, Allzumenschliches, Ein Buch für freie Geister”).
        1881: “Reflections on Moral Prejudices” (“Morgenröte. Gedanken über die moralischen Vorurteile”).
        1882: karangan aphoristic terkenalnya “The Gay Science” (“Die fröhliche Wissenschaft”)
         Periode Akhir: 1883-1887
        1883-1885: “Thus Spoke Zarathustra, A Book for All and None” (“Also Sprach Zarathustra, Ein Buch für Alle und Keinen”).
        1886: “Beyond Good and Evil, Prelude to a Philosophy of the Future” (“Jenseits von Gut und Böse. Vorspiel einer Philosophie der Zukunft”).
        1887: “On the Genealogy of Morals, A Polemic” (“Zur Genealogie der Moral, Eine Streitschrift”).
         Periode Terakhir : 1888
        May-Agustus 1888: “The Case of Wagner, A Musician's Problem” (“Der Fall Wagner, Ein Musikanten-Problem”)
        Agustus-September 1888:  Twilight of the Idols, or How One Philosophizes with a Hammer” (“Götzen-Dämmerung, oder Wie man mit dem Hammer philosophiert”).
        September 1888: “The Antichrist, Curse on Christianity” (“Der Antichrist. Fluch auf das Christentum”).
        Oktober-November 1888: “Ecce Homo, How One Becomes What One Is” (“Ecce Homo, Wie man wird, was man ist”).
        Desember 1888: “Nietzsche Contra Wagner, Out of the Files of a Psychologist” (“Nietzsche contra Wagner, Aktenstücke eines Psychologen”).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar